AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAN FRAKSI PELEPAH AREN (Arenga pinnata Merr) TERHADAP Propionibacterium acnes DAN Staphylococcus aureus

Penulis

  • Mira Andam Dewi Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi.
  • Julia Ratnawati Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi.
  • Fitri Sukmanengsih Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi.

DOI:

https://doi.org/10.26874/kjif.v3i1.96

Abstrak

ABSTRAK

 

Pelepah aren (Arenga pinnata Merr) digunakan oleh masyarakat sebagai obat jerawat. Penggunaan secara empiris di masyarakat pelepah aren dibakar kemudian abunya dipakai sebagai masker. Dilakukan pengujian aktivitas antimikroba ekstrak etanol, fraksi air, fraksi etil asetat dan fraksi n-heksana terhadap bakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococcus aureus dengan metode agar perforasi. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi dengan pelarut etanol. Ekstrak etanol di fraksinasi dengan pelarut air, etil asetat, dan n-heksana. Hasil ekstrak dan fraksi dipekatkan dengan “rotary evaporator†dan dikentalkan di penangas air. Konsentarsi hambat minimum (KHM) ekstrak etanol 35% dan fraksi etil asetat 7,5% memberikan diameter hambat berturut-turut (14±0,06) mm dan (14±0,04) mm terhadap bakteri Propionobacterium acnes. Konsentrasi hambat miminum (KHM) ekstrak etanol 18%, fraksi air 40%, dan fraksi etil asetat 2,5% memberikan diameter hambat berturut-turut (14,6±0,13) mm, (14±0,06) mm, dan (14±0,06) mm terhadap  bakteri Staphylococcus aureus. Hasil pengujian aktivitas mikrobiologi menunjukkan bahwa fraksi etil asetat paling potensial dalam menghambat kedua bakteri uji.

 

Kata kunci : pelepah aren (Arenga pinnata Merr), Propionibacterium acnes, Staphylococcus aureus, jerawat, difusi agar perforasi.

 

ABSTRACT

 

Palm frond (Arenga pinnata Merr) is used by the public as an acne medication. The use of empirically in the community burned palm frond ashes then used as a mask. Testing the antimicrobial activity of the ethanol extract, water fraction, the fraction of ethyl acetate and n-hexane fraction of the bacteria Propionibacterium acnes and Staphylococcus aureus with difussion perforation method. Extraction is done by the method of maceration with ethanol. The ethanol extract is fractionated by water solvent, ethyl acetate, and n-hexane. Results extracts and fractions concentrated by "rotary evaporator" and thickened in water bath. The minimum inhibitory concentration (MIC) of 35% ethanol extract and 7.5% ethyl acetate fraction gives a row inhibitory diameter (14 ± 0.06) mm and (14±0.04)mm to Propionobacterium acnes bacteria. Miminum inhibitory concentration (MIC) of 18% ethanol extract, 40% water fraction, and 2.5% ethyl acetate fraction gave inhibitory consecutive diameter (14.6 ± 0.13) mm, (14 ± 0.06) mm, and (14 ± 0.06) mm against Staphylococcus aureus. The test results showed that the microbiological activity of ethyl acetate fraction is the most potent in inhibiting both bacterial test.

 

Key words   : palm frond (Arenga pinnata Merr), Propionibacterium acnes,  Staphylococcus aureus, acne, diffusion perforation method.

Referensi

Agoes, Goeswin. 2007. Teknologi Bahan Alam. Penerbit ITB. Bandung. 21-27. Tim Penyusun. Sediaan Galenik. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 1986, 10-13, 16, 28.

Cowan, M.M. 1999. Plant Product as Microbial Agent. Clinical Microbilogy. 564-584.

Departemen Kesehatan & Kesejahteraan Sosial RI. 2001. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I). Jilid 2. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta. 153-154.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. 1989. Materia Medika Indonesia. Jilid VI. Departemen Kesehatan Republik Indonesia Jakarta. 245-247, 302, 321.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Direktorat Pengawasan Obat Tradisional. Jakarta. 9, 16, 34-37.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1977. Materia Medika Indonesia, Jilid I, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta. 11.

Djuanda, A., Hamzah, M, dan Aisah , S. 1999. Ilmu Penyakit Kulit DanKelamin. Balai Penerbit FK UI. Jakarta. 3, 253-26.

Efendi dedi soleh. 2010. Prospek Pengembangan Tanaman Aren (Arenga pinnata Merr) Mendukung Kebutuhan Bioetanol di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Indonesian Center for Estate Crops Research and Development. 9(1). 36.

Goodman and Gilman. 2007. Dasar Farmakologi Terapi Volume 2. EGC. Jakarta. 1231, 1775-1776, 1809.

Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia. Terbitan kedua. Terjemahan Kosasih Padmawinata. ITB. Bandung. 47-49, 102.

Holt,J. G., et. Al. 1994. Bergeys Manual of Determinative Bacteriology. 9th ed, Williams & Wilkins. USA.572, 580, 596.

Ikatan Apoteker Indonesia. 2011. ISO Farmakoterapi 2. Ikatan Apoteker Indonesia. Jakarta. 1-8.

Jawetz, E., Melnick, dan Adelberg. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 20. Alih bahasa Edi Nugroho & R.F. Maulany. EGC. Jakarta. 219.

Katzung, B.G. 1997. Farmakologi Dasar dan Klinis, Edisi VI, Terjemaah Staf Dosen Farmakologi Fakultas Kedokteran UNSRI. Jakarta. EKG.

Martini, F.H. 1998. Fundamentals of Anatomy and Physiology 4th Edition, New JERSEY. prentice Hall Inc.148-157.

Meiske, S. Sangi., Lidya I. Momuat, dan Maureen Kumaunang. 2002. Uji Toksisitas Dan Skrining Fitokimia Tepung Gabah Pelepah Aren (Arenga Pinnata Merr). Program Studi Kimia FMIPA Universitas Sam Ratulangi-Manado. 12(2). 127-134.

Nester, E.W., 2001. Microbiology A Human Perspective 3rd Edition. Mc Graw Hill. New York.

Pelczar, Michael J, dan E.C.S. Chan. 1998. Dasar-dasar Mikrobiologi. Terjemahan Ratna S Hadioetomo, T. Imas, S. Sutarmi Tjitrosomo, Sri Lestari. UI. Jakarta. 548-549.

Volk & Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar, Jilid 1, Edisi kelima, Terjemahan Markham. Erlangga. Jakarta. 184-191.

Jawetz, E. 1991. Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan, Edisi XIV, terjemahan Tonang and Gerard, B. Jakarta. EKG. 272-273.

Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1993. Mikrobiologi Kedokteran, Edisi Revisi. Binarupa Aksara. Jakarta 111.

Tim penyusun. 1986. Sediaan Galenik. Departement Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 10-13, 16, 18.

Trease and Evans. 1978. A Textbook of Pharmacognocy. Bailliere Tindal. London.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2015-06-15

Cara Mengutip

Dewi, M. A., Ratnawati, J., & Sukmanengsih, F. (2015). AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAN FRAKSI PELEPAH AREN (Arenga pinnata Merr) TERHADAP Propionibacterium acnes DAN Staphylococcus aureus. Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi, 3(1), 43–48. https://doi.org/10.26874/kjif.v3i1.96

Terbitan

Bagian

Articles