https://kjif.unjani.ac.id/index.php/kjif/issue/feed Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi 2024-02-28T21:52:26+08:00 Redaksi KJIF kjif@unjani.ac.id Open Journal Systems <p><img src="https://kjif.unjani.ac.id/index.php/kjif/management/settings/context/undefined" /></p> <p>Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi (KJIF) merupakan media publikasi ilmiah dalam bidang kefarmasian yang diterbitkan oleh Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, bekerjasama dengan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI).</p> <p>Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi (KJIF) diterbitkan dua kali dalam satu tahun yaitu pada bulan Juni dan Desember. Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi menerima naskah publikasi yang berasal dari universitas, instansi pemerintahan, lembaga yang memiliki aktivitas dalam riset, ilmu pengetahuan dan teknologi. Naskah yang akan dimuat adalah hasil seleksi oleh <em>peer review</em> menggunakan sistem <em>blind review</em> dan telah disetujui oleh Dewan Editor, serta belum pernah dimuat di dalam jurnal ilmiah yang lain.<br /><br />Ruang lingkup artikel yang diterbitkan adalah:<br />- Farmasetika<br />- Kimia Farmasi<br />- Kimia Analisa<br />- Farmasi Fisika<br />- Farmakognosi dan Etnobotani<br />- Natural Produk<br />- Farmakologi dan Toksikologi<br />- Praktik Kefarmasian dan Farmasi Rumah Sakit<br />- Farmakogenomik<br />- Farmakoekonomi<br />- Studi Kasus dan Uji Klinis</p> <p> </p> <p> </p> <h3>Sponsors</h3> <p>Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia Provinsi Jawa Barat (PD IAI Jawa Barat)</p> https://kjif.unjani.ac.id/index.php/kjif/article/view/650 POTENSI EKSTRAK JAHE MERAH (Zingiber officinale Roscoe var. sunti), PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urb.) DAN KAYU MANIS (Cinnamomum Burmanni (C.Ness & T.Ness)) SEBAGAI HERBAL PENUNDA KEPIKUNAN 2024-01-04T11:48:45+08:00 Gerardine Emeralda anti.piper81@gmail.com Soraya Riyanti anti.piper81@gmail.com Yenni Karlina anti.piper81@gmail.com <p>Demensia atau kepikunan merupakan sindrom yang disebabkan oleh gangguan di otak. Sebanyak 60-70% demensia disebabkan oleh penyakit alzheimer. Penyakit alzheimer disebabkan oleh adanya penurunan asetilkolin (ACh) karena dihidrolisis oleh enzim asetilkolinesterase (AChE). Penghambatan aktivitas enzim AChE digunakan sebagai terapi penyakit alzheimer. Tanaman herbal memiliki potensi untuk menghambat enzim asetilkolinesterase karena memiliki banyak kandungan kimia. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan aktivitas peghambatan enzim AChE dari 3 jenis tumbuhan yang ada di Indonesia yaitu jahe merah (<em>Zingiber officinale </em>Roscoe var. <em>sunti</em>), pegagan (<em>Centella asiatica </em>(L.) Urb.<em>)</em>, dan kayu manis (<em>Cinnamomum burmanni </em>(C.Ness &amp; T.Ness)) serta kombinasi masing-masing ekstrak. Proses ekstraksi simplisia menggunakan metode maserasi dalam etanol 96%. Pengujian aktivitas penghambat asetilkolinesterase (AChE) menggunakan metode <em>Ellman</em>. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol herba pegagan, dan kulit kayu manis berturut-turut sebesar 818,011 ug/mL dan 186,737 ug/mL, sedangkan ekstrak etanol jahe merah memiliki nilai <em>IC<sub>50</sub> </em>&gt; 1000 ug/mL. Nilai <em>IC<sub>50</sub></em> zat aktif donepezil adalah 0,277 ug/mL. Ekstrak etanol kulit kayu manis menunjukkan aktivitas penghambatan enzim AChE paling baik. Kombinasi ekstrak rimpang jahe merah dan kulit kayu manis dengan nilai <em>IC<sub>50</sub></em> 293,166 ug/mL lebih lemah dari ekstrak tunggalnya, diduga sifat kombinasi kedua ekstrak tersebut antagonis. Ekstrak etanol kulit kayu manis paling berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai herbal penunda kepikunan.</p> <p><strong>Kata kunci </strong>: Kepikunan, jahe merah, pegagan, kayu manis.</p> <p> </p> <p><strong><em>Abstract</em></strong></p> <p><em>Dementia is a syndrome caused by a variety of brain </em><em>disorder</em><em>. About 60-70% dementia is caused by alzheimer disease. Decrease in acetylcholine level led by the hydrolysis of acetylcholinesterase enzym (AChE) has been the common cause of Alzheimer disease. Inhibitory activity of AChE enzyme is used in the alzheimer disease therapy. Herbal plants have the potential as the AChE inhibitor because it contains a lot of chemical compounds. </em><em>This study aims at studying the inhibitory activity of acetylcholinesterase enzyme of three plants existing in Indonesia, namely Red Ginger (Zingiber officinale Roscoe var. sunti), Gotu Kola (Centella asiatica </em>(L.) Urb.<em>) and Cinnamon (Cinnamomum burmanni </em>(C.Ness &amp; T.Ness)<em>) as well as the combination of their respective extracts. Simplicia was extracted with maceration method using ethanol 96%. AChE inhibitory activity was tested using Ellman method. The results show that IC<sub>50</sub></em> <em>value of ethanolic extracts of Gotu Kola and Cinnamon herbs are 818.011 ug/mL and 186.737 ug/mL respectively, while for red ginger is &gt; 1000 ug/mL. The IC<sub>50</sub> value of donepezil active substance is 0.277 ug/mL. Ethanolic extract of Cinnamon was found to have the best inhibitory activity of AChE enzyme. Combined extracts of red ginger and cinnamon with the IC<sub>50</sub> value of 293.166 ug/mL has been the most effective inhibitor of AChE enzyme. Cinnamon ethanolic extract has the greatest potential for further development in the herbal extracts for dementia prevention.</em></p> <p><strong><em>Keywords </em></strong><em>: dementia, red ginger, gotu kola, cinnamon.</em></p> 2023-12-30T00:00:00+08:00 Hak Cipta (c) 2023 Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi https://kjif.unjani.ac.id/index.php/kjif/article/view/643 REVIEW: POTENSI BOREH USADA BALI BERBASIS KEARIFAN LOKAL DENGAN BAHAN UTAMA MELATI PUTIH SEBAGAI ANTIBAKTERI PROPIONIBACTERIUM ACNES 2024-01-04T11:33:51+08:00 Gede Sugiartha Giri gedesugiarthagiri27@gmail.com Ni Luh Putu Vidya Paramita vidya_paramita@unud.ac.id <p>Boreh Usada Bali merupakan sarana pengobatan masyarakat Hindu Bali terbuat dari kombinasi tumbuh-tumbuhan yang memiliki khasiat obat. Berdasarkan Usada Taru Pramana tanaman melati putih (<em>Jasminum sambac</em>) memiliki potensi untuk mengurangi jerawat. Boreh Usada Bali dibuat dengan bahan utama khasiat daun melati putih dikombinasikan dengan bahan pendukung khasiat seperti beras, kulit batang kayu manis, kayu cendana, rimpang lempuyang, rimpang kunyit, buah pala, dan garam. Review dilakukan terhadap sediaan boreh dengan komposisi bahan melati putih dan bahan alam lainnya sebagai pendukung khasiat antibakteri terhadap <em>Propionibacterium acnes</em>. Penyusunan artikel ini menggunakan metode studi literatur yang tergolong dalam penelitian deskriptif kualitatif secara sistematis. Potensi boreh Usada Bali melati putih didukung oleh beberapa penelitian tentang antibakteri dari komponen di dalam boreh. Hal ini karena, melati putih dilaporkan memiliki senyawa tanin dan flavonoid dan untuk bahan pendukung khasiat boreh lainnya mengandung senyawa aktif utama seperti kulit batang kayu manis (sinamaldehid dan eugenol), kayu cendana (alfa-santalol, beta-santalol, dan epi-beta-santalen), lempuyang (zerumbon), kunyit (kurkuminoid), dan pala (monoterpen) dengan mekanisme masing-masing yang berperan sebagai antibakteri terhadap bakteri <em>Propionibacterium acnes</em>. Sediaan boreh dengan bahan utama khasiat melati putih dan bahan pendukung khasiat boreh (kulit batang kayu manis, kayu cendana, rimpang lempuyang, rimpang kunyit, buah pala) berpotensi sebagai antibakteri terhadap <em>Propionibacterium acnes</em>.</p> <p> </p> <p><strong>Kata kunci: </strong>Antibakteri, boreh, jasminum sambac, <em>propionibacterium acnes</em>, usada bali.</p> <p> </p> <p><strong><em>Abstract</em></strong></p> <p><em>Boreh Usada Bali is a Balinese Hindu community healing tool made from a combination of plants that have medical efficacy. White jasmine (Jasminum sambac), is a plant in Usada Taru Pramana, that potentially reduce</em><em>s</em><em> acne. Boreh Usada Bali is made by</em><em> leaf</em><em> white jasmine’s efficacy combined with supporting ingredients such as rice, cinnamon, sandalwood, bitter ginger, turmeric, nutmeg, and salt. </em><em>Review boreh preparations with a composition of white jasmine’s and other natural ingredients as supporting antibacterial properties against Propionibacterium acnes. Review article was conducted with a literature review method which is classified as a systematic qualitative descriptive study. Potentially of boreh Usada Bali white jasmine’s is supported by several studies on the antibacterial properties of the components in boreh. This is because, white jasmine is reported to have tannins and flavonoids compounds </em><em>and supporting efficacy ingredients boreh contain active compounds with </em><em>cinnamon</em><em> (cinnamaldehyde and eugenol)</em><em>, sandalwood</em><em> (alpha</em><em>-santalol, beta-santalol, and epi-beta-santalen</em><em>)</em><em>, bitter ginger</em><em> (zerumbon)</em><em>, turmeric</em><em> (curcuminoid)</em><em>, </em><em>and </em><em>nutmeg</em><em> (monoterpen)</em><em> with their respective mechanisms which act as antibacterial agents against bacteria Propionibacterium acnes</em><em>. </em><em>Boreh with the main ingredient of white jasmine </em><em>and </em><em>combined with supporting ingredients </em><em>(</em><em>cinnamon, sandalwood, bitter ginger, turmeric, nutmeg)</em> <em>potentia</em><em>lly </em><em>to antibacterial activity</em><em> of </em><em>Propionibacterium acnes</em><em>.</em></p> <p> </p> <p><strong><em>Keywords: </em></strong><em>A</em><em>n</em><em>tibacterial, boreh, jasminum sambac, propionibacterium acnes, usada bali</em></p> <p> </p> 2024-02-29T00:00:00+08:00 Hak Cipta (c) 2023 Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi https://kjif.unjani.ac.id/index.php/kjif/article/view/644 REVIEW: STUDI KANDUNGAN FITOKIMIA DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI TAKOKAK (Solanum torvum SW.) 2024-02-28T21:52:26+08:00 Ida Ayu Wiryani dayuwiryanii@gmail.com Ni Nyoman Ayu Sri Sinta Devi eka_leliqia@unud.ac.id Meylana Ayu Melinda eka_leliqia@unud.ac.id Ni Putu Eka Leliqia eka_leliqia@unud.ac.id <p>Takokak (<em>Solanum torvum </em>Sw.) merupakan tanaman yang banyak digunakan sebagai pengobatan tradisional untuk menyembuhkan berbagai penyakit, salah satunya dikaitkan dengan efeknya untuk mengobati infeksi karena bakteri. Penulisan artikel ini dimaksudkan untuk memberikan informasi terkait kandungan kimia dalam <em>S. torvum</em> dan potensinya sebagai antibakteri. Penyusunan artikel ini menggunakan metode <em>literature review</em> terhadap artikel yang telah terpublikasi baik di jurnal ilmiah nasional maupun internasional. Hasil: Daun, batang, buah, dan bunga <em>S. torvum</em> diketahui mengandung beberapa golongan metabolit primer dan sekunder yaitu karbohidrat, protein, flavonoid, alkaloid, glikosida, saponin, tanin, triterpenoid, dan steroid. Akar <em>S. torvum</em> diketahui mengandung jurubine. <em>S. torvum</em> juga mengandung beberapa mineral makro dan mikro diantaranya sulfur, kalsium, magnesium, besi, klorin, fosfor dan natrium<em>. S. torvum</em> mampu menghambat pertumbuhan berbagai bakteri Gram positif dan negatif yang telah terbukti melalui pengujian secara <em>in vitro</em> dengan menggunakan metode dilusi dan difusi. Kesimpulan: Daun, batang, buah, bunga dan akar. <em>S. torvum</em> memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Senyawa yang terkandung di dalam <em>S. torvum</em> diduga berperan terhadap aktivitas antibakterinya. Metabolit sekunder yang diduga memiliki efek antibakteri yaitu alkaloid, flavonoid, glikosida, saponin, tanin, triterpenoid, dan steroid.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> Antibakteri, kandungan fitokimia, <em>solanum torvum</em>, takokak</p> <p> </p> <p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><em>Takokak (Solanum torvum Sw.) is a plant that is widely used in traditional medicine to cure various diseases, one of which is associated with its effect on treating bacterial infections. The article aimed to provide information regarding the phytochemical content of S. torvum and its potential as an antibacterial agent. The preparation of this article used the literature review of articles that have been published in both national and international scientific journals. Results<strong>:</strong> The leaves, stems, fruits, and flowers of S. torvum contained several classes of primary and secondary metabolites, namely carbohydrates, proteins, flavonoids, alkaloids, glycosides, saponins, tannins, triterpenoids, and steroids. The root of S. torvum was known to contain jurubine. S. torvum also contained several macro and micro minerals including sulfur, calcium, magnesium, iron, chlorine, phosphorus, and sodium. S. torvum was able to inhibit the growth of various Gram-positive and negative bacteria which</em> <em>have been proven through in vitro testing with dilution and diffusion methods. Conclusion<strong>:</strong> Leaves, stems, fruit, flowers, and roots S. torvum had antibacterial activities. The compounds contained in S. torvum are thought to have a role in its antibacterial activities. Secondary metabolites that are thought to have antibacterial effects namely flavonoids, alkaloids, glycosides, saponins, tannins, triterpenoids, and steroids.</em></p> <p><strong><em>Keywords:</em></strong> <em>Antibacterial, phytochemical content, solanum torvum, takokak.</em></p> 2023-12-30T00:00:00+08:00 Hak Cipta (c) 2024 Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi https://kjif.unjani.ac.id/index.php/kjif/article/view/278 KONSENTRASI HAMBAT MINUMUM ENZIM BROMELIN DARI KULIT DAN BONGGOL NANAS (Ananas comosus (L.) Merr) TERHADAP Staphylococcus aureus 2024-01-05T08:06:48+08:00 Desi Sagita daisyfarmasi@gmail.com Barmi Hartesi barmi.hartesi@gmail.com Kurnia Fitri barmi.hartesi@gmail.com Lufita Lufita barmi.hartesi@gmail.com <p>Enzim bromelin adalah enzim proteolitik yang memiliki kemampuan menghidrolisis protein sehingga bisa berperan sebagai antibakteri. Enzim bromelin dapat diisolasi dari kulit, buah, bonggol Nanas (<em>Ananas comosus </em>(L.) Merr ). Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan konsentrasi enzim bromelin dari kulit dan bonggol buah Nanas dalam menghambat pertumbuhan <em>Staphylococcus aureus</em>. Bromelin diisolasi dengan cara ekstraksi dengan buffer pospat, dipurifikasi dengan ammonium sulfat 60%. Uji aktivitas antibakteri enzim bromelin dari kulit dan bonggol Nanas terhadap bakteri <em>Staphylococcus aureus</em> dilakukan secara invitro menggunakan difusi cakram dengan mengukur zona hambat. Konsentrasi enzim bromelin yang digunakan adalah 1 %, 2%, 3% dan 4% dengan antibiotik kloramfenikol sebagai kontrol positif. Enzim bromelin dari kulit dan bonggol Nanas pada konsentrasi 4% menghambat pertumbuhan <em>Staphylococcus aureus</em> dengan zona hambat masing masing 19,23 mm dan 18,30 mm. Konsentrasi hambat minimum enzim bromelin dari kulit dan bonggol Nanas adalah 1% dengan zona hambat masing-masing 11,45 mm dan 12,24 mm. Enzim bromelin dari kulit dan bonggol Nanas memberikan aktivitas yang sama dalam menghambat pertumbuhan bakteri <em>Staphylococcus aureus.</em></p> <p><strong>Kata kunci</strong> : Bromelin; Kosentrasi Hambat Minumum; Presipitasi Amonium Sulfat.</p> <p><strong><em> </em></strong></p> <p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><em>The Bromelains are proteolytic enzymes that have the ability to hydrolyze proteins so they can act as antibacterial. Bromelain enzymes can be isolated from the peel, fruit, and stem of pineapple (Ananas comosus (L.) Merr). The purpose of this study was to obtain the concentration of bromelain enzymes from the peel and stem of Pineapple in inhibiting the growth of Staphylococcus aureus. Bromelain was isolated by extraction with phosphate buffer, purified with 60% of ammonium sulfate. Antibacterial activity tests of bromelain enzymes from the peel and stem of pineapple against Staphylococcus aureus were carried out in vitro using disc diffusion by measuring clear zones. The bromelain enzyme concentration used was 1%, 2%, 3% and 4% with chloramphenicol antibiotics as a positive control. The results showed that bromelain enzymes from peel and stem of pineapple at 4% concentration inhibited the growth of Staphylococcus aureus with inhibition zones of 19.23 mm and 18.30 mm respectively. The minimum inhibitory concentration of bromelain enzymes from peel and stem of pineapple was 1% with inhibition zones of 11.45 mm and 12.24 mm respectively. Bromelain enzymes from the peel and stem of pineapple provide the same activity in inhibiting the growth of Staphylococcus aureus bacteria.</em></p> <p><strong><em>Keywords </em></strong><em>: Bromelain; minimum inhibition concentration; ammonium sulfate precipitation</em></p> 2023-12-30T00:00:00+08:00 Hak Cipta (c) 2023 Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi