UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI BEBERAPA MADU ASLI LEBAH ASAL INDONESIA TERHADAP Staphylococcus aureus dan Escherichia coli
DOI:
https://doi.org/10.26874/kjif.v5i1.86Abstrak
ABSTRAK
Â
Bakteri yang resisten terhadap antibiotik menimbulkan ancaman serius, sehingga diperlukan obat alternatif untuk mengganti dengan beralih ke bahan alam yang ketersediaannya melimpah di Indonesia, salah satunya adalah madu. Madu “Manukaâ€Â dilaporkan efektif mengatasi infeksi kulit yang sudah resisten terhadap antibiotik serta efektif untuk gangguan pencernaan, sehingga fakta tersebut telah mendorong dilakukannya penelitian untuk menguji dan membuktikan efek antibakteri madu jenis lainnya. Pada penelitian ini, enam madu asli lebah, asal Indonesia diuji aktivitas antibakterinya terhadap strain Staphylococcus aureus mewakili golongan bakteri Gram positif dan strain Escherichia coli mewakili golongan bakteri Gram negatif. Diawali pengumpulan dan penyiapan enam sampel madu uji, kemudian diuji secara organoleptik dan uji fisikokimia untuk menentukan mutu dari madu, meliputi uji aktivitas enzim diastase, hidroksimetilfurfural (HMF) dan kadar air yang dilakukan untuk menguji apakah madu yang diuji asli asal lebah dan dalam kualitas yang baik. Selanjutnya dilakukan pengujian aktivitas antibakteri madu asli lebah tersebut terhadap bakteri penyebab infeksi saluran pernapasan yang diwakili oleh Staphylococcus aureus yang merupakan bakteri Gram positif dan bakteri penyebab infeksi saluran pencernaan yang diwakili oleh Escherichia coli yang merupakan bakteri Gram negatif, menggunakan metode difusi agar perforasi. Uji organoleptik yang dilakukan terhadap enam sampel madu asli lebah, asal Indonesia (S1, S2, S3, S4, S5, S6) memberikan hasil yang memenuhi persyaratan mutu madu yang baik. Hasil pengujian enzim diastase dan uji kadar air memenuhi persyaratan SNI 3545:2013 tentang madu. Hasil uji HMF tidak memenuhi syarat, pada sampel S1 dan S6 karena HMF melebihi kadar yang dipersyaratkan. Sampel S1 dan S6 memberikan kadar HMF berturut-turut 62,22 mg/kg dan 50,97 mg/kg, sehingga tidak memenuhi persyaratan kadar HMF maksimum 50% b/b. Uji aktivitas antibakteri madu dengan konsentrasi 100% terhadap bakteri Staphylococcus aureus memberikan diameter hambat 21,33 mm pada sampel S4, menunjukkan kategori antibakteri sangat kuat, karena masuk dalam kisaran 20-35 mm, sedangkan pengujian terhadap bakteri Escherichia coli pada sampel S4 memberikan diameter hambat 19,67 mm termasuk kategori antibakteri kuat karena masuk dalam kisaran 10-20 mm.
Â
Kata kunci : Madu, uji aktivitas antibakteri, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, metode difusi agar perforasi, HMF
Referensi
DAFTAR PUSTAKA
Adcock, D.(1962): The effect of catalase on the on the inhibine and peroxide values of various honeys. J. Apic. Res., 1, 38–40.
Ali AT, Chowdhury M N, Al Humayyd MS (1991): Inhibitory effect of natural honey on Helicobacter pylori, Trop Gastroenterol, 12, 139-143.
Al-Jabri A (2005): Honey, milk and antibiotics. Afr J Biotechn, 4, 1580–1587.
Allen, K. L., Molan, P. C., Reid, G. M.(1991): A survey of the antibacterial activity of some New Zealand honeys. J. Pharm.Pharmacol., 43, 817 –822.
Al-Waili NS, Haq (2004): Effect of honey on antibody production against thymus-dependent and thymus-independent antigens in primary and secondary immune responses, J Med Food, 7, 491-494.
Dixon B (2003): Bacteria can’t resist honey. Lancet Infect Dis, 3, 116.
Dunford C, Cooper RA, White RJ, Molan PC (2000): The use of honey in wound management. Nurs Stand, 15, 63–68.
Dustmann JH (1979): Antibacterial effect of honey. Apiacta, 14.
Gheldof N, Wang X, Engeseth N, Buckwheat (2003): Honey increases serum antioxidant capacity in humans. J Agriculture Food Chem, 51, 1500–1505.
Mavric E, Wittmann S, Barth G dan Henle T (2008): Identification and quantification of methylglyoxal the dominant antibacterial constituent of Manuka (Leptospermum scoparium) honeys from New Zealand, Mol. Nutr. Food Res. 52, 1-5.
Molan, P. C.(1992): The antibacterial activity of honey 1: The nature of the antibacterial activity, Bee World, 73, 5–28.
Moussa A., Noureddine D, Mohamed H.S, Abdelmelek M, Saad A(2011): Antibacterial activity of various honey types of Algeria against Staphylococcus aureus and Streptococcus pyogenes, Asian Pacific Journal of Tropical Medicine, 773-776.
Mulu A, Tessema B, Derbie F (2004): In vitro assessment of the antimicrobial potential of honey on common human pathogens. Eur Health Dev., 18, 107–111.
Namias N (2003): Honey in the management of infections. Surg Infect, 4, 219–226.
Tonks A, Dudley E, Porter N, Parton J, Brazier J, Smith E, Tonks A (2007): A 5.8kDa component of manuka honey stimulates immune cells via TLR4. J Leukoc Biol, 82, 1147–1155.
Zumla A, Lulat A (1989): Honey: a remedy rediscovered, J R Soc Med, 82, 384-385.
##submission.downloads##
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Penulis yang menerbitkan artikel pada jurnal ini menyetujui ketentuan berikut:
- Penulis memberikan hak cipta dan jaminan atas artikel sebagai publikasi pertama, yang memberikan kesempatan pada orang lain untuk membagi artikel dibawah lisensi Creative Commons Attribution License
- Penulis dapat melakukan perubahan dan menambahkan untuk pendistribusian artikel yang terpublikasi secara non eksklusif (misalnya, mempostingnya ke repositori institusional atau mempublikasikannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan publikasi awal dalam jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting pekerjaan mereka secara online (misalnya, di repositori institusional atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengajuan, karena dapat mengarah pada pertukaran produktif, serta kutipan pekerjaan sebelumnya dan lebih besar yang diterbitkan (Lihat The Effect of Open Access).