UJI EFEK BRONKODILATOR EKSTRAK AIR BUNGA KECUBUNG GUNUNG (Brugmansia suaveolens Bercht & Presl)
DOI:
https://doi.org/10.26874/kjif.v4i1.49Abstrak
ABSTRAK
Â
Bunga kecubung gunung secara tradisional telah di pakai sebagai antiasmatik. Napas marmot yang diinduksi oleh histamin dihidroklorida secara inhalasi dan diberikan ekstrak air bunga kecubung gunung. Diuji dengan menggunakan cara vogel, dengan modifikasi metode perekaman pola pernapasan. Kemudian direkam pola pernapasannya selama 5 menit sampai diperoleh pola pernapasan marmot yang diinduksi asma. Ekstrak air bunga kecubung gunung dosis 40 mg/kg bb memiliki efek yang paling baik dibandingkan kedua dosis yang lainnya pada P<0,05 dengan uji t-student, dan setara dengan pembanding salbutamol sulfat 0,16 mg/kg bb.
Â
Kata kunci:Â Â Â Â bunga kecubung gunung, bronkodilator, ekstrak air, histamin dihidroklorida
Â
ABSTRACT
Â
Brugmansia suaveolens leaves have traditionally been in use as antiasthmatic. Shortness of guinea pig induced by histamine dihydrochloride administered by inhalation and aqueous extract of leaves Brugmansia suaveolens. Tested using the method Vogel, with modification of the method of recording breathing patterns. Then the breathing pattern was recorded for 5 minutes until a guinea pig respiratory pattern induced asthma. Brugmansia suaveolens leaves aqueous extract dose of 40 mg / kg bw had a most excellent effect compared to the other two doses at P < 0.05 by Student 's t-test , and as well as a comparison of salbutamol sulphate equivalent to 0.16 mg / kg bw.
Â
Keywords : Brugmansia suaveolens leaves, bronchodilators, extract water, Histamine dihydrochloride.
Referensi
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1985) : Cara pembuatan simplisia, Depkes RI, Jakarta, 4-20..
Departemen Kesehatan Republik Indonesia(2000) : Inventaris tanaman obat indonesia jilid 1, Depkes dan kesejahteraan sosial RI, Balitbangkes, Jakarta. Hal 43-44.
Dipiro (2009), Pharmacotherapy, 7th edition, Mc. Graw Hill Medical.
Hutapea, J. R. dkk (1993), Inventaris tanaman obat indonesia Jilid II, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Balitbangkes, Jakarta.
Kelompok Kerja Ilmiah Phyto Medica, 1991, Pedoman Pengujian dan Pengembangan Fitofarmaka, Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik, Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam, Phyto Medica, Jakarta, Halaman 43 – 45
Vogel, H.G. (2002) : Drug Discovery and Evaluation, Pharmacological Assay, 2nd ed., Springer, Frankfurt am Main, 323.
World Health Organization (1998) : Quality control methods for medicinal plant materials, WHO, Geneva
##submission.downloads##
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Penulis yang menerbitkan artikel pada jurnal ini menyetujui ketentuan berikut:
- Penulis memberikan hak cipta dan jaminan atas artikel sebagai publikasi pertama, yang memberikan kesempatan pada orang lain untuk membagi artikel dibawah lisensi Creative Commons Attribution License
- Penulis dapat melakukan perubahan dan menambahkan untuk pendistribusian artikel yang terpublikasi secara non eksklusif (misalnya, mempostingnya ke repositori institusional atau mempublikasikannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan publikasi awal dalam jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting pekerjaan mereka secara online (misalnya, di repositori institusional atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengajuan, karena dapat mengarah pada pertukaran produktif, serta kutipan pekerjaan sebelumnya dan lebih besar yang diterbitkan (Lihat The Effect of Open Access).