Aktivitas Analgetik Ekstrak dan Fraksi-fraksi Akar Pakis Tangkur (Polypodium feei., METT) Dari Gunung Talaga Bodas Secara In Vivo
DOI:
https://doi.org/10.26874/kjif.v8i1.280Abstrak
Pakis tangkur merupakan tanaman obat tradisional yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengobati penyakit reumatik. Tanaman ini tumbuh di area pegunungan talaga bodas, Garut. Penelitian sebelumnya, melaporkan bahwa senyawa Shellegueain A yang terkandung dalam akar pakis tangkur yang berasal dari pegunungan Tangkuban Perahu efektif sebagai analgetik. Namun, dalam bentuk sediaan ekstrak yang secara umum merupakan sediaan yang paling banyak digunakan secara tradisional oleh masyarakat belum dilaporkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas analgetik ekstrak etanol dosis 100, 200 dan 400 mg/kg serta fraksi n-heksan, etil asetat dan air dosis 50, 100 dan 200 mg/kg dengan metode geliat (siegmund) dan metode panas (hot plate). Hasilnya menunjukkan bahwa ekstrak etanol menghasilkan jumlah geliat hewan sebesar 85,5; 68,45 dan 77,35 kali dengan nilai persen proteksi 71,78; 77,4 dan 74,5 %. Sediaan fraksi n-heksan sebesar 90,45; 78,7 dan 85,95 kali (nilai persen proteksi 70,14; 74,03 dan 71,63 %); fraksi etil asetat sebesar 58,5; 102,5 dan 55,5 kali (nilai persen proteksi 80,05; 66,17 dan 79,68 %) serta fraksi air sebesar 205,2; 65,2 dan 60,5 kali (nilai persen proteksi sebesar 32,28; 78,48 dan 80,03 %). Aktivitas analgetik kuat hanya ditunjukkan oleh fraksi etil asetat dengan lama waktu respon 136,5; 147,5 dan 128,75 detik (nilai persen peningkatan 59,01; 55,4 dan 74,3 %) serta fraksi air sebesar 153; 144,75 dan 146 detik (persen peningkatan 57,39; 66,77 dan 71,47 %). Fraksi yang terbaik sebagai obat pereda nyeri adalah fraksi etil asetat terutama dosis 200 mg/kgbb. Â Â
Referensi
Wells B.G., Dipiro J.T. Schwinghammer T.L. and Dipiro C.V., Pharmacotherapy Handbook, Seventh Ed. New York: The McGraw-Hill Companies, 2009.
P. Gilman, A.G., Rall, T.W. & Nies, A. S., Taylor, Goodman and Gilman’s the pharmacological basis of therapeutics. New York: McGraw-Hill., 2012.
Baek N I., Chung MS., Shamon L., Kardono L B S., Tsauri S., Padmawinata K., Pezzuto JM., Soejarto D D., “Selligueain A , A Novel Highly Sweet Proanthocyanidin,†vol. 56, no. 9, pp. 1532–1538, 1993.
A. Subarnas and H. Wagner, Analgesie and anti-inflammatory aetivity of the proanthoeyanidin shellegueain A from Polypodium feei METT., Vol. 7(5). pp. 401-405., 2000.
N. F. Kurniati, D. W. Suwandi, and S. Yuniati, “Aktivitas Mukolitik Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Kemangi dan Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah Mukolitic Activity of Combination of Ethanol Extract of Basil Leaves and Ethanol Extract of Red Betel Leaves,†vol. 5, no. March, pp. 7–13, 2018.
Retty Handayani, Ardi Rustamsyah, Farid Perdana, Setiady Ihsan, “Studi pendahuluan fitokimia tanaman koleksi arboretum legok pulus garut,†vol. 4, no. 42, pp. 103–107, 2017.
Depkes RI, Parameter standar umum ekstrak tumbuhan obat. Jakarta: Departmen Kesehatan, 2000.
Vicentini, and M. Baracat, Flavonoids as Anti-Inflammatory and Analgesic Drugs : Mechanisms of Action and Perspectives in the Development of Pharmaceutical Forms, 1st ed., vol. 36. Elsevier B.V., 2012.
S. Fan, N. A. Ali, and D. F. Basri, “Evaluation of Analgesic Activity of the Methanol Extract from the Galls of Quercus infectoria ( Olivier ) in Rats,†vol. 2014, 2014.
E. D. and A. S. Aliya NH. Jutty Levita, “Analyzing the Interaction of Shellegueain A : A Bioactive Compound of Pakis Tangkur ( Selliguea feei or Polypodium feei ) to Cyclooxygenase Enzyme by Molecular Docking,†vol. 23, no. 7, pp. 3093–3096, 2011.
R. Sengupta, S. D. Sheorey, and M. A. Hinge, “Analgesic and anti-inflammatory plants : An updated review,†vol. 12, no. December, pp. 114–117, 2012.
X. Xiao, X. Wang, X. Gui, L. Chen, and B. Huang, “Natural flavonoids as promising analgesic candidates: a systematic review,†2016.
##submission.downloads##
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Penulis yang menerbitkan artikel pada jurnal ini menyetujui ketentuan berikut:
- Penulis memberikan hak cipta dan jaminan atas artikel sebagai publikasi pertama, yang memberikan kesempatan pada orang lain untuk membagi artikel dibawah lisensi Creative Commons Attribution License
- Penulis dapat melakukan perubahan dan menambahkan untuk pendistribusian artikel yang terpublikasi secara non eksklusif (misalnya, mempostingnya ke repositori institusional atau mempublikasikannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan publikasi awal dalam jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting pekerjaan mereka secara online (misalnya, di repositori institusional atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengajuan, karena dapat mengarah pada pertukaran produktif, serta kutipan pekerjaan sebelumnya dan lebih besar yang diterbitkan (Lihat The Effect of Open Access).