Kajian penggunaan obat misoprostol sebagai off-label pada pelaksanaan persalinan di Klinik Utama Al-Islam Bandung
DOI:
https://doi.org/10.26874/kjif.v7i2.161Abstrak
AbstrakÂ
Misoprostol sebagai off-label sering digunakan dalam tindakan persalinan baik untuk induksi persalinan maupun untuk pencegahan perdarahan pasca persalinan. Perdarahan pasca persalinan merupakan peyebab terbanyak pada kasus kematian akibat persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ketepatan penggunaan obat misoprostol sebagai off-label berdasarkan kriteria penggunaan medis dan ketepatan dosis yang diberikan kepada pasien. Penelitian ini merupakan penelitian observasional data rekam medis pasien yang dilakukan secara retrospektif di Klinik Utama Al-Islam Bandung. Penelitian dilakukan terhadap 87 data rekam medik pasien selama periode bulan Januari-Desember 2016. Hasil menunjukkan bahwa 100% penggunaan misoprostol sebagai off-label sesuai dengan kriteria penggunaan medis dan tepat dosis. Terdapat 64% dari total pasien yang diberikan misoprostol dengan total dosis sebesar 800 μg.
Â
Kata kunci: Misoprostol, Off-Label, Persalinan
 Â
Abstract As off-label misoprostol is the most used in labor either for labor induction or for prevention of postpartum hemorrhage. Postnatal bleeding is the most common cause of death due to childbirth. The purpose of this research is to identify the accuracy of misoprostol used as off-label based on the criteria of medication and the dose accuration for the patient. An observational retrospective research on medical record data of patients at Al-Islam Main Clinic Bandung. During 2016 had 87 patient's data from January to December was obtained. The results showed that 100% of misoprostol is used as off-label following the criteria of medication and dose accuration. Therefore 64% of total patients had given misoprostol for 800 μg each.ÂKeywords: Labor, Misoprostol, Off-Label
Referensi
Departemen Kesehatan RI (2008). Asuhan Persalinan Normal. JNPK-KR. Jakarta: JNPK-KR.
Departemen Kesehatan RI (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Depkes RI.
Departemen Kesehatan RI (2009). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes RI.
Lestary, Esa., John, R ., Retno, B.F. (2008). Perbandingan Efektifitas Misoprostol Sublingual 25 μg, Pervaginal 25 μg dan Drips Oksitosin 5 IU untuk Induksi Persalinan. Karya Tulis Ilmiah, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makasar.
Lokugamage, Amali U.; Sullivan, Keith R.; Niculescu, Iosif; Tigere, Patrick; Onyangunga, Felix; Refaey, Hazem El; Moodley, Jagidesa; Rodeck, Charles H. (2001). "A randomized study comparing rectally administered misoprostol versus Syntometrine combined with an oxytocin infusion for the cessation of primary post partum hemorrhage". Acta Obstetricia et Gynecologica Scandinavica 80 (9): 835–9.
Noor, H.M (2010) Pemeriksaan Obstetrik. Jambi: RSUD R. Mattaher
Prata, Ndola; Passano, Paige; Bell, Suzanne; Rowen, Tami; Potts, Malcolm (2012). "New hope: community-based misoprostol use to prevent postpartum haemorrhage". Health Policy and Planning 368: 339-46.
Prawirohardjo, Sarwono. (2011). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Weeks A., Faundes A. (2007). International Journal of Gynecology and Obstetrics.9, S156-S159.
WHO.(2014). Trends in Maternal Mortality: 1990 to 2013 Estimates By WHO, UNICEF, UNFPA, The World Bank and The United Nations Population Division.
www.fda.gov/ForPatients/Other/OffLabel. 2016.
##submission.downloads##
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Penulis yang menerbitkan artikel pada jurnal ini menyetujui ketentuan berikut:
- Penulis memberikan hak cipta dan jaminan atas artikel sebagai publikasi pertama, yang memberikan kesempatan pada orang lain untuk membagi artikel dibawah lisensi Creative Commons Attribution License
- Penulis dapat melakukan perubahan dan menambahkan untuk pendistribusian artikel yang terpublikasi secara non eksklusif (misalnya, mempostingnya ke repositori institusional atau mempublikasikannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan publikasi awal dalam jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting pekerjaan mereka secara online (misalnya, di repositori institusional atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengajuan, karena dapat mengarah pada pertukaran produktif, serta kutipan pekerjaan sebelumnya dan lebih besar yang diterbitkan (Lihat The Effect of Open Access).