FORMULASI SEDIAAN SABUN MANDI CAIR EKSTRAK DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon aristatus (Bl) Miq.)

Penulis

  • Rika Yulianti Program Studi S-1 Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Tunas Husada Tasikmalaya
  • Damas Anjar Nugraha Program Studi S-1 Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Tunas Husada Tasikmalaya
  • Lusi Nurdianti Program Studi S-1 Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

DOI:

https://doi.org/10.26874/kjif.v3i2.98

Abstrak

ABSTRAK

 

Telah dilakukan penelitian mengenai formulasi sediaan sabun mandi cair dengan zat aktif ekstrak daun kumis kucing (Orthosiphon aristatus (Bl) Miq) dengan berbagai variasi konsentrasi basis Virgin Coconut Oil (VCO). Penelitian ini bertujuan untuk membuat formula sabun mandi cair ekstrak daun kumis kucing yang sesuai kriteria Standar Nasional Indonesia (SNI) 06-4085-1996. Pengujian terhadap sediaan sabun mandi cair disesuaikan dengan syarat ketentuan SNI dengan beberapa tambahan, pengujian-pengujian tersebut meliputi organoleptik, pH, alkali bebas, bobot jenis, cemaran mikroba, viskositas, stabilitas busa, aktivitas antibakteri sediaan serta uji hedonik. Hasil menunjukan bahwa Formula III memenuhi syarat SNI ksementara untuk Formula I dan Formula II memenuhi syarat SNI kecuali pada pengujian bobot jenis. Pada pengujian aktivitas antibakteri, Formula I menghasilkan zona hambat sebesar 7 mm ± 0,25, Formula II menghasilkan zona hambat sebesar 7,2 mm ± 0,34, dan Formula III menghasilkan zona hambat sebesar7,9 mm ± 0,25, sementara untuk sediaan pembanding yaitu Nuvo® menghasilkan zona hambat sebesar 8,9 mm ± 0,20. Hasil akhir menunjukkan bahwa sediaan sabun mandi cair ekstrak daun kumis kucing yang paling baik secara kimia, fisika, mikrobiologi dan sesuai dengan SNI adalah Formula III.

 

Kata kunci : Sabun mandi cair, kumis kucing (Orthosiphon aristatus (Bl) Miq), VCO, zona hambat.

 

ABSTRACT

 

It has been researched on the formulation of liquid soap with active substances from leaf extract of kidney tea (Orthosiphon aristatus (Bl) Miq) with various concentrations of Virgin Coconut Oil (VCO) base. The aim of this study was to create a liquid soap formula from extract leaves kidney tea that fulfill the criteria of Indonesian National Standard (SNI) 06-4085-1996. Tests on liquid soap dosage adapted to the requirements of SNI with some additional conditions, the tests were including: organoleptic, pH level, free alkali levels, specific gravity, microbial contamination, viscosity, foam stability, antibacterial activity as well as the preparation of hedonic test. Results showed that Formula III fulfill the SNI criterias, while Formula I and Formula II also fulfill the SNI criteria, except the specific gravity testing. In the antibacterial activity testing, Formula I showed the inhibition zone of 7 mm ± 0.25, Formula II of 7.2 mm ± 0.34, and Formula III of 7,9 mm ± 0.25, while for the comparative preparations Nuvo® showed of 8.9 mm ± 0.20. The final result showed that the most stable liquid soap extract kidney tea leaf either in chemistry, physics, microbiology properties and fulfilled the SNI criterias was Formula III.

 

Keywords : liquid bath soap, kidney tea (Orthosiphon aristatus (Bl) Miq), VCO, inhibition zone

Referensi

Agriwidya, Trubus, 2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta: Setiawan Dalimartha Publication.

Alamsyah, A.N. 2005. Virgin Coconut Oil, Minyak Penakluk Aneka Penyalut. Bogor: Agro Media Pustaka.

Alshaws MA, Abdulla MA, Ismail S, Amin ZA, Qader SW, Hadi HA, Harmal NS. 2012. Antimicrobial and Immuno modulatory Activities of Orthosiphon stamineus Benth. Journal of Molecular medicine, 17: 538-539.

Anggraini D, Wiwik SR, Masril M. 2012. Formulasi Sabun Cair dari Ekstrak Batang Nanas (Ananascomosus. L) untuk Mengatasi Jamur Candida albicans. Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia 1(1), September 2012.

Barel, dkk. 2001. A comparative study of the effects on the skin of a classical bar soap and a syndet cleansing bar in normal use conditions and in the soap chamber test. Skin Research and Technology 2001; 7: 98–104.

Budiono, Setiadi. 2011. Anatomi Tubuh Manusia. Bekasi: LaskarAksara.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Farmakope Herbal Indonesia. Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Farmakope Indonesia. Edisi V. Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Hariana, A. 2008. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta: Penebar Swadaya.

Herawaty, Tety dan Ari Novianti. 2006. Serial Tanaman Obat: Kumis Kucing. Badan Pengawas Obat dan Makanan, Direktorat Obat Asli Indonesia. Halaman 4-13.

Ismarani, Dyah Iswantini Pradono, Latifah K Darusman. Mikroenkapsulasi Ekstrak Formula Pegagan - Kumis Kucing - Sambiloto Sebagai Inhibitor Angiotensin I Converting Enzyme Secara In Vitro Cefars :Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah Vol. 3 No. 1 Desember 2011.

Mursito. (2001). Ramuan Tradisional Untuk Kesehatan Anak. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal.2.

Pratiwi, S.T. (2008). Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Erlangga.

Qisti, Rachmawati. Chemical Characteristic of Transparent Soap with Addition of Different Honey Concentration Levels. [Skripsi]. 2009. Bogor. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.

Rohana, O.S, 2011. Karakterisasi Simplisia, Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Tumbuhan “Rosela†(Hibiscus sabdariffa L.) Terhadap Staphylococcus aureus dan Esherichia coli [Skripsi]. Medan: Program Ekstensi Sarjana Farmasi USU.

Rowe R.C, Paul J. S, Marian E.Q. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipient, Sixth Edition. London: Pharmaceutical Press.

Satrias Apgar. 2010. Formulasi Sabun Mandi Cair yang Mengandung Gel Daun Lidah Buaya (Aloe vera (L.) Webb) dengan Basis Virgin Coconut Oil (VCO) [Skripsi]. Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Islam Bandung.

Sofiani Y.S,. 2003. Isolasi, Pemurnian, dan Uji Aktivitas Antibakteri Senyawa Sinensetin dari Ekstrak Daun Kumis Kucing (Orthosiphonis aristatus) [Skripsi]. Bogor: Prodi Biokimia FMIPA IPB.

Sutjipto, Wahyu J.P, Yuli Widiyastuti. 2009. Pengaruh Cara Pengeringan Terhadap Perubahan Fisikokimia Daun Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth). Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia Volume 2. No. 1, Agustus 2009.

Tranggono, R. I. (2007). Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Wulandari, Intan. 2011. Teknologi Ekstraksi Dengan Metode Ekstraksi dalam Etanol 70 % Pada Daun Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth) di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obatdan Obat Tradisional (B2P2TO-OT) Tawamangu [Tugas Akhir]. Surakarta: Prodi Agribisnis Minat Agrofarmaka Fakultas Pertanian UNS.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2015-12-10

Cara Mengutip

Yulianti, R., Nugraha, D. A., & Nurdianti, L. (2015). FORMULASI SEDIAAN SABUN MANDI CAIR EKSTRAK DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon aristatus (Bl) Miq.). Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi, 3(2), 1–11. https://doi.org/10.26874/kjif.v3i2.98

Terbitan

Bagian

Articles