Aktivitas antibakteri salep ekstrak etanol daun sirih hijau (Piper betleL.) Terhadap infeksi bakteri Staphylococcus aureus

Penulis

  • Rissa Laila Vifta Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo, Semarang
  • Muhammad Andri Wansyah Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo, Semarang
  • Anita Kumala Hati Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo, Semarang

DOI:

https://doi.org/10.26874/kjif.v5i2.117

Abstrak

Abstrak

 

Sirih hijau (Piper betle L.) adalah tanaman yang mudah dijumpai di Indonesia. Secara empiris, sirih hijau  digunakan sebagai antibakteri pada luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas salep ekstrak etanol daun sirih hijau sebagai antibakteri. Pengujian efek antibakteri dilakukan secara in vitro dan in vivo. Ekstrak etanol daun sirih hijau dibuat dengan cara maserasi. Pengujian secara in vitro dilakukan menggunakan metode mikrodilusi terhadap Staphylococcus aureus  untuk mengetahui nilai konsentrasi hambat minimum ekstrak daun sirih hijau pada konsentrasi 3, 4, dan 5%.  Kemudian ekstrak dibuat salep dan diuji secara in vivo menggunakan hewan uji tikus yang terdiri dari kelompok kontrol negatif, kelompok ekstrak (konsentrasi 3,4, dan 5%), serata pembanding kontrol positif gentamisin 0,1%. Hasil uji dianalisis menggunakan Sapiro-Wilk dan dilanjutkan dengan uji ANAVA serta uji LSD untuk mengetahui perbandingan hasil kelima kelompok perlakuan. Hasil uji in vitro menunjukkan bahwa konsentrasi hambat minimum ekstrak daun sirih yang optimal adalah 5%. Hasil uji in vivo menunjukkan lama kesembuhan luka meningkat seiring dengan bertambahnya konsentrasi ekstrak daun sirih hijau. Hasil uji normalitas, Anava, dan uji LSD pada uji in vivo memberikan hasil yang sejalan. Konsentrasi 4 dan 5% merupakan konsentrasi efektif dengan aktivitas waktu kesembuhan luka tidak berbeda bermakna dengan kontrol positif (gentamisin 0,1%) dengan rerata waktu berturut-turut 6,20±0,80 dan 6,00±0,71 hari. Dapat disimpulkan bahwa hasil uji antibakteri pada salep sejalan dengan uji secara in-vitro ekstrak daun Sirih Hijau yang memiliki potensi sebagai antibakteri.

Kata kunci:     Daun sirih hijau, Antibakteri, Salep, Luka

 

Antibacterial activity from ointment contains extract of green betle leaves (Piper betle l.) to Staphylococcus aureus bacterial infection

 

Abstract

 

Green betel (Piper betle L.) is a plant that is easy to find in Indonesia. Empirically, green betel is used as an antibacterial to the wound. This study aims to determine the activity of ointment of ethanol extract of green betel leaves as antibacterial. Tests of antibacterial effects were performed in vitro and in vivo. Ethanol extract of green betel leaf is made by maceration. In vitro testing was done using micro dilution method to Staphylococcus aureus to determine the minimum inhibitory concentration of green leaf extract at concentrations of 3, 4, and 5%. Then the extract was made ointment and tested in vivo using rat consisting of the negative control group, the extract group (concentrations 3,4, and 5%), the positive control of gentamicin 0.1%. The test results were analyzed using Sapiro-Wilk and continued with ANAVA test and LSD test to find out the comparison of the results of the five treatment groups. The results of in vitro test showed that the minimum inhibit concentration of green betel leaf extract was 5%. The results of in vivo test showed the duration of wound healing increased with increasing concentration of green betel leaf extract. The result of normality test, Anava, and LSD test on in vivo test give the same result. Concentrations of 4 and 5% were effective concentrations with wound healing time activity were not significantly different with positive control (gentamicin 0.1%) with mean time of 6.20 ± 0.80 and 6.00 ± 0.71 days respectively. It can be concluded that the antibacterial test results in ointment are in line with in vitro test of leaf green betel extract which has potential as antibacterial.

Key words:      Green betel, Antibacterial, Ointment, Wound

Referensi

Bhalodia, N.R., Shukla, V.J., 2011. Antibacterial and Antifungal Activities From Leaf Extracts of Casia fistula I. : An ethonomedical Plant, J. Adv. Pharm Technol Res. Vol :2(2), page 104-109.

Cavalieri, S.J. 2005 I.D. Rankin., R.J. Harbeck., R.S. Sautter., Y.S. McCarter., S.E. Sharp., J.H. Ortez., dan C.A. Spiegel, Manual of Antimicrobial Susceptibility Testing. American Society for Microbiology, USA.

Darmawi, Zakiyah H.M., Fahri P.,. 2013. Daya Hambat Getah Jarak Cina (Jatropha multifida L.) terhadap Staphylococcus aureus Secara In Vitro. Jurnal Medika Veterinaria. Banda Aceh : Universitas Syiah Kuala.

Evan, W.C., 2009. Trease and Evans pharmacognosy. 16th ed, W.B. Saunders.

Hasmila, I. Amaliah. M. Danial. 2015. Efektivitas Salep Ekstrak Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L.) Pada Mencit yang Terinfeksi Bakteri Staphylococcus aureus. Prosiding Seminar Nasional Mikrobiologi Kesehatan dan Lingkungan, Makassar, 54-62.

Hariana, A.H. 2007. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Penebar Swadaya. Jakarta

Juwitaningsih, T. Y. M. Syah, L. D. Juliawaty. 2014. Aktifitas Antibakteri Dari Ekstrak Alphina malaccensis (Burm.f) Roxb. Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI, Surakarta, 495-500.

Pelegrini, E. Carucci, M. G., Campanella, A., Lorenzini, G., Nali, C. 2011. Ozone Stress In Melissa officinalis Plants Assessed by Photosynthetic Function. Environ. Exp.Bot. 73, 94-101.

Paju, N., Yamlean, P.V.Y., Kojong, Novel., 2013. Uji Efektivitas Salep Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) Pada Kelinci (Oryctolagus cuniculus) yang Terinfeksi Bakteri Staphylococcus aureus. Jurnal. FMIPA UNSRAT. Manado.

Sartinah, A. 2011. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Antibakteri Dari Daun Petai Cina,†Tesis. Fakultas Farmasi Sains dan Teknologi UGM, Yogyakarta.

Shah B, Seth, A.K. 2010. Textbook of Pharmacognosy and Phytochemistry. India : Elsivie

Shetty, S. & Vijayalaxmi, KK. 2012. Phytochemical Investigation of Extract/Solvent Fractions of Piper ningrum Linn. Seeds and Piper betle Linn. Leaves. International Journal of Pharma and Bio Sciences. 3(2): 344-349.

Sudira, I. W., Merdana, I., Wibawa, I. 2011. Uji Daya Hambat Ekstrak Daun Kedondong (Lannea Grandis Engl) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Erwinia carotovora. Buletin Veteriner Udayana, 3(1), 45-50.

Wibawati, P.A. 2012. Pengaruh Ekstrak Daun Sirih Merah Terhadap Waktu Kesembuhan Luka Insisi yang Diinfeksi Pada Tikus Putih. Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Surabaya.

Wibowo, M., Eni C., dan Tepy U. 2009. Ekstraksi dan Identifikasi Senyawa Antimikroba Herba Meniran (Phyllanthus niruri L.). Depok: Departemen Biologi, Fakultas MIPA Universitas Indonesia

Wyatt, E., Sutter, S. H., Drake, L. A., 2001, Dermatology Pharmacology, in Goodman and Gilman’s The Pharmacological basic Of Therapeutics, Hardman, J. G., limbird, L. E., Gilman, A. G., (editor), 10 th, 1801-1803, McGraw-hill, New York.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2017-12-25

Cara Mengutip

Vifta, R. L., Wansyah, M. A., & Hati, A. K. (2017). Aktivitas antibakteri salep ekstrak etanol daun sirih hijau (Piper betleL.) Terhadap infeksi bakteri Staphylococcus aureus. Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi, 5(2), 56–61. https://doi.org/10.26874/kjif.v5i2.117

Terbitan

Bagian

Articles