PRESISI UJI ANTIHIPERURISEMIA IN VITRO BERDASARKAN PENGUKURAN SERAPAN PADA DUA PANJANG GELOMBANG

Penulis

  • Liliek Nurhidayati Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan
  • Dian Ratih Laksmitawati Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan
  • Riska Eka Putri Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan

DOI:

https://doi.org/10.26874/kjif.v3i2.102

Abstrak

ABSTRAK

 

Metode yang digunakan dalam skrining obat antihiperurisemia in vitro berdasarkan pada kemampuan suatu bahan menghambat enzim xantin oksidase dalam mengubah substrat xantin menjadi asam urat. Para peneliti mengukur aktivitas antihiperurisemia berdasarkan asam urat yang terbentuk atau xantin yang tersisa. Untuk mengetahui presisi kedua pengukuran tersebut, telah dilakukan pengujian aktivitas antihiperurisemia alopurinol berdasarkan pengukuran serapan pada panjang gelombang 291 nm dan 268 nm. Pada kondisi optimum diperoleh simpangan baku relatif persen penghambatan berdasarkan jumlah asam urat yang terbentuk 0,24-1,30%, sedangkan berdasarkan sisa xantin adalah 0,25-2,39%.

 

Kata kunci : pengambatan, xantin oksidase, in vitro, alopurinol, presisi 

 

ABSTRACT

 

The method used in in vitro antihiperurisemia drug screening based on the ability of a substance  to inhibit the xanthine oxidase enzyme in converting the substrate xanthine to uric acid. The researchers measured the hyperuricemia treatment activity based on the formation of uric acid or the remaining xanthine. To determine the precision of the measurements, antihiperurisemia activity of allopurinol was conducted by measuring absorption at a wavelength of 291 nm and 268 nm. At the optimum conditions, the  relative standard deviation of percent inhibition based on the amount of uric acid was 0.24 to 1.30%, while based on the rest of the xanthine was 0.257 to 2.39%.

 

Keywords : inhibition, xanthine oxidase, in vitro, allopurinol, precision

Referensi

Gunawan SG. 2007: Farmakologi dan terapi. Edisi V. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 243-44.

Iswantini,D, Ramdhani TH, Darusman LK,.2012:In vitro inhibition of celery (Apium graviolens L.) extract on the activity of xanthine oxidase and determination of its compound. Indo. J. Chem. 12(3) 247-254

Santi. 2014: Aktivitas penghambatan xantin oksidase dari lima fase ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) secara in vitro. Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

Saputra KA, 2012: Uji penghambatan Aktivitas Xantin Oksidase secara InVitro pada The Celup Kombinasi Daun Gandarusa (Justicia gendarussa Burm) dan Kaliks Rosela (Hibiscus sabdariffa Linn).Skripsi. FMIPA Prodi Farmasi UI

Umamaheswari,M, Asokkumar K, Subhadradevi V, Shivashanmugam AT, 2009: In vitro Xantine Oxidase Inhibitory Activity of The Fraction of Erytrina stricta Roxb, India: Departemen Farmakologi Institut Ilmu Paramedikal Sri Ramakrishna.

Yulianto D. 2009: Inhibisi xantin oksidase secara in vitro oleh ekstrak rosela (Hibiscus sabdariffa) dan ciplukan (Physalis angulata). Skripsi. Bogor: Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor; h. 3-4, 37-41.

Yumita A, Suganda AG, Sukandar EY. 2013: Xanthine oxidase inhibitory activity of some Indonesian medicinal plants and active fraction of selected plants. Int J Pharm Pharm Sci;5(2):293-96.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2015-12-10

Cara Mengutip

Nurhidayati, L., Laksmitawati, D. R., & Putri, R. E. (2015). PRESISI UJI ANTIHIPERURISEMIA IN VITRO BERDASARKAN PENGUKURAN SERAPAN PADA DUA PANJANG GELOMBANG. Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi, 3(2), 28–31. https://doi.org/10.26874/kjif.v3i2.102

Terbitan

Bagian

Articles